Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

sejarah islam dalam bahasa inggris

Sejarah Lahirnya Islam di Indonesia

Islam merupakan salah satu agama besar di dunia saat ini. Agama ini lahir dan berkembang di Tanah Arab. Pendirinya ialah Muhammad. Agama ini lahir salah satunya sebagai reaksi atas rendahnya moral manusia pada saat itu. Manusia pada saat itu hidup dalam keadaan moral yang rendah dan kebodohan (jahiliah). Mereka sudah tidak lagi mengindahkan ajaran-ajaran nabi-nabi sebelumnya. Hal itu menyebabkan manusia berada pada titik terendah. Penyembahan berhala, pembunuhan, perzinahan, dan tindakan rendah lainnya merajalela.



Islam mulai disiarkan sekitar tahun 612 di Mekkah. Karena penyebaran agama baru ini mendapat tantangan dari lingkungannya, Muhammad kemudian pindah (hijrah) ke Madinah pada tahun 622. Dari sinilah Islam berkembang ke seluruh dunia.

Muhammad mendirikan wilayah kekuasaannya di Madinah. Pemerintahannya didasarkan pada pemerintahan Islam. Muhammad kemudian berusaha menyebarluaskan Islam dengan memperluas wilayahnya.

Setelah Muhammad wafat pada tahun 632, proses menyebarluaskan Islam dilanjutkan oleh para kalifah yang ditunjuk Muhammad.

Sampai tahun 750, wilayah Islam telah meliputi Jazirah Arab, Palestina, Afrika Utara, Irak, Suriah, Persia, Mesir, Sisilia, Spanyol, Asia Kecil, Rusia, Afganistan, dan daerah-daerah di Asia Tengah. Pada masa ini yang memerintah ialah Bani Umayyah dengan ibu kota Damaskus.

Pada tahun 750, Bani Umayyah dikalahkan oleh Bani Abbasiyah yang kemudian memerintah sampai tahun 1258 dengan ibu kota di Baghdad. Pada masa ini, tidak banyak dilakukan perluasan wilayah kekuasaan. Konsentrasi lebih pada pengembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan peradaban Islam. Baghdad menjadi pusat perdagangan, kebudayaan dan ilmu pengetahuan.

Setelah pemerintahan Bani Abbasiyah, kekuasaan Islam terpecah. Perpecahan ini mengakibatkan banyak wilayah yang memisahkan diri. Akibatnya, penyebaran Islam dilakukan secara perorangan. Agama ini dapat berkembang dengan cepat karena Islam mengatur hubungan manusia dan TUHAN. Islam disebarluaskan tanpa paksaan kepada setiap orang untuk memeluknya.

Proses Masuk dan Berkembangnya Agama Islam di Indonesia

Sejarah mencatat bahwa kaum pedagang memegang peranan penting dalam persebaran agama dan kebudayaan Islam. Letak Indonesia yang strategis menyebabkan timbulnya bandarbandar perdagangan yang turut membantu mempercepat persebaran tersebut. Di samping itu, cara lain yang turut berperan ialah melalui dakwah yang dilakukan para mubaligh.

a. Peranan Kaum Pedagang

Seperti halnya penyebaran agama Hindu-Buddha, kaum pedagang memegang

peranan penting dalam proses penyebaran agama Islam, baik pedagang dari luar Indonesia

maupun para pedagang Indonesia.

Para pedagang itu datang dan berdagang di pusat-pusat perdagangan di daerah pesisir. Malaka merupakan pusat transit para pedagang. Di samping itu, bandar-bandar di sekitar Malaka seperti Perlak dan Samudra Pasai juga didatangi para pedagang.

Mereka tinggal di tempat-tempat tersebut dalam waktu yang lama, untuk menunggu datangnya angin musim. Pada saat menunggu inilah, terjadi pembauran antarpedagang dari berbagai bangsa serta antara pedagang dan penduduk setempat. Terjadilah kegiatan saling memperkenalkan adat-istiadat, budaya bahkan agama. Bukan hanya melakukan perdagangan, bahkan juga terjadi asimilasi melalui perkawinan.

Di antara para pedagang tersebut, terdapat pedagang Arab, Persia, dan Gujarat yang umumnya beragama Islam. Mereka mengenalkan agama dan budaya Islam kepada para pedagang lain maupun kepada penduduk setempat. Maka, mulailah ada penduduk Indonesia yang memeluk agama Islam. Lama-kelamaan penganut agama Islam makin banyak. Bahkan kemudian berkembang perkampungan para pedagang Islam di daerah pesisir.

Penduduk setempat yang telah memeluk agama Islam kemudian menyebarkan Islam kepada sesama pedagang, juga kepada sanak familinya. Akhirnya, Islam mulai berkembang di masyarakat Indonesia. Di samping itu para pedagang dan pelayar tersebut juga ada yang menikah dengan penduduk setempat sehingga lahirlah keluarga dan anak-anak yang Islam.

Hal ini berlangsung terus selama bertahun-tahun sehingga akhirnya muncul sebuah komunitas Islam, yang setelah kuat akhirnya membentuk sebuah pemerintahaan Islam. Dari situlah lahir kesultanan-kesultanan Islam di Nusantara.

b. Peranan Bandar-Bandar di Indonesia

Bandar merupakan tempat berlabuh kapal-kapal atau persinggahan kapal-kapal dagang. Bandar juga merupakan pusat perdagangan, bahkan juga digunakan sebagai tempat tinggal para pengusaha perkapalan. Sebagai negara kepulauan yang terletak pada jalur perdagangan internasional, Indonesia memiliki banyak bandar. Bandar-bandar ini memiliki peranan dan arti yang penting dalam proses masuknya Islam ke Indonesia.

Di bandar-bandar inilah para pedagang beragama Islam memperkenalkan Islam kepada para pedagang lain ataupun kepada penduduk setempat. Dengan demikian, bandar menjadi pintu masuk dan pusat penyebaran agama Islam ke Indonesia. Kalau kita lihat letak geografis kota-kota pusat kerajaan yang bercorak Islam pada umunya terletak di pesisir-pesisir dan muara sungai.

Dalam perkembangannya, bandar-bandar tersebut umumnya tumbuh menjadi kota bahkan ada yang menjadi kerajaan, seperti Perlak, Samudra Pasai, Palembang, Banten, Sunda Kelapa, Cirebon, Demak, Jepara, Tuban, Gresik, Banjarmasin, Gowa, Ternate, dan Tidore. Banyak pemimpin bandar yang memeluk agama Islam. Akibatnya, rakyatnya pun kemudian banyak memeluk agama Islam.

Peranan bandar-bandar sebagai pusat perdagangan dapat kita lihat jejaknya. Para pedagang di dalam kota mempunyai perkampungan sendiri-sendiri yang penempatannya ditentukan atas persetujuan dari penguasa kota tersebut, misalnya di Aceh, terdapat perkampungan orang Portugis, Benggalu Cina, Gujarat, Arab, dan Pegu.

Begitu juga di Banten dan kota-kota pasar kerajaan lainnya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kota-kota pada masa pertumbuhan dan perkembangan Islam memiliki ciri-ciri yang hampir sama antara lain letaknya di pesisir, ada pasar, ada masjid, ada perkampungan, dan ada tempat para penguasa (sultan).

c. Peranan Para Wali dan Ulama

Salah satu cara penyebaran agama Islam ialah dengan cara mendakwah. Di samping sebagai pedagang, para pedagang Islam juga berperan sebagai mubaligh. Ada juga para mubaligh yang datang bersama pedagang dengan misi agamanya. Penyebaran Islam melalui dakwah ini berjalan dengan cara para ulama mendatangi masyarakat objek dakwah, dengan menggunakan pendekatan sosial budaya. Pola ini memakai bentuk akulturasi, yaitu menggunakan jenis budaya setempat yang dialiri dengan ajaran Islam di dalamnya. Di samping itu, para ulama ini juga mendirikan pesantren-pesantren sebagai sarana pendidikan Islam.

Di Pulau Jawa, penyebaran agama Islam dilakukan oleh Walisongo (9 wali). Wali ialah orang yang sudah mencapai tingkatan tertentu dalam mendekatkan diri kepada Allah. Para wali ini dekat dengan kalangan istana. Merekalah orang yang memberikan pengesahan atas sah tidaknya seseorang naik tahta. Mereka juga adalah penasihat sultan.

Karena dekat dengan kalangan istana, mereka kemudian diberi gelar sunan atau susuhunan (yang dijunjung tinggi). Kesembilan wali tersebut adalah seperti berikut.

(1) Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim). Inilah wali yang pertama datang ke Jawa pada abad ke-13 dan menyiarkan Islam di sekitar Gresik. Dimakamkan di Gresik, Jawa Timur.

(2) Sunan Ampel (Raden Rahmat). Menyiarkan Islam di Ampel, Surabaya, Jawa Timur. Beliau merupakan perancang pembangunan Masjid Demak.

(3) Sunan Derajad (Syarifudin). Anak dari Sunan Ampel. Menyiarkan agama di sekitar Surabaya. Seorang sunan yang sangat berjiwa sosial.

(4) Sunan Bonang (Makdum Ibrahim). Anak dari Sunan Ampel. Menyiarkan Islam di Tuban, Lasem, dan Rembang. Sunan yang sangat bijaksana.

(5) Sunan Kalijaga (Raden Mas Said/Jaka Said). Murid Sunan Bonang. Menyiarkan Islam di Jawa Tengah. Seorang pemimpin, pujangga, dan filosof. Menyiarkan agama dengan cara menyesuaikan dengan lingkungan setempat.

(6) Sunan Giri (Raden Paku). Menyiarkan Islam di luar Jawa, yaitu Madura, Bawean, Nusa Tenggara, dan Maluku. Menyiarkan agama dengan metode bermain.

(7) Sunan Kudus (Jafar Sodiq). Menyiarkan Islam di Kudus, Jawa Tengah. Seorang ahli seni bangunan. Hasilnya ialah Masjid dan Menara Kudus.

(8) Sunan Muria (Raden Umar Said). Menyiarkan Islam di lereng Gunung Muria, terletak antara Jepara dan Kudus, Jawa Tengah. Sangat dekat dengan rakyat jelata.

(9) Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah). Menyiarkan Islam di Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Seorang pemimpin berjiwa besar.

3. Kapan dan dari mana Islam Masuk Indonesia

Sejarah mencatat bahwa sejak awal Masehi, pedagang-pedagang dari India dan Cina sudah memiliki hubungan dagang dengan penduduk Indonesia. Namun demikian, kapan tepatnya Islam hadir di Nusantara?

Masuknya Islam ke Indonesia menimbulkan berbagai teori. Meski terdapat beberapa pendapat mengenai kedatangan agama Islam di Indonesia, banyak ahli sejarah cenderung percaya bahwa masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke-7 berdasarkan Berita Cina zaman Dinasti Tang. Berita itu mencatat bahwa pada abad ke-7, terdapat permukiman pedagang muslim dari Arab di Desa Baros, daerah pantai barat Sumatra Utara.

Abad ke-13 Masehi lebih menunjuk pada perkembangan Islam bersamaan dengan tumbuhnya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Pendapat ini berdasarkan catatan perjalanan Marco Polo yang menerangkan bahwa ia pernah singgah di Perlak pada tahun 1292 dan berjumpa dengan orang-orang yang telah menganut agama Islam.

Bukti yang turut memperkuat pendapat ini ialah ditemukannya nisan makam Raja Samudra Pasai, Sultan Malik al-Saleh yang berangka tahun 1297.

Jika diurutkan dari barat ke timur, Islam pertama kali masuk di Perlak, bagian utara Sumatra. Hal ini menyangkut strategisnya letak Perlak, yaitu di daerah Selat Malaka, jalur laut perdagangan internasional dari barat ke timur. Berikutnya ialah Kerajaan Samudra Pasai.

Di Jawa, Islam masuk melalui pesisir utara Pulau Jawa ditandai dengan ditemukannya makam Fatimah binti Maimun bin Hibatullah yang wafat pada tahun 475 Hijriah atau 1082 Masehi di Desa Leran, Kecamatan Manyar, Gresik. Dilihat dari namanya, diperkirakan Fatimah adalah keturunan Hibatullah, salah satu dinasti di Persia. Di samping itu, di Gresik juga ditemukan makam Malik Ibrahim dari Kasyan (satu tempat di Persia) yang meninggal pada tahun 822 H atau 1419 M. Agak ke pedalaman, di Mojokerto juga ditemukan ratusan kubur Islam kuno. Makam tertua berangka tahun 1374 M. Diperkirakan makam-makam ini ialah makam keluarga istana Majapahit.

Di Kalimantan, Islam masuk melalui Pontianak yang disiarkan oleh bangsawan Arab bernama Sultan Syarif Abdurrahman pada abad ke-18. Di hulu Sungai Pawan, di Ketapang, Kalimantan Barat ditemukan pemakaman Islam kuno. Angka tahun yang tertua pada makam-makam tersebut adalah tahun 1340 Saka (1418 M). Jadi, Islam telah ada sebelum abad ke-15 dan diperkirakan berasal dari Majapahit karena bentuk makam bergaya Majapahit dan berangka tahun Jawa kuno. Di Kalimantan Timur, Islam masuk melalui Kerajaan Kutai yang dibawa oleh dua orang penyiar agama dari Minangkabau yang bernama Tuan Haji Bandang dan Tuan Haji Tunggangparangan. Di Kalimantan Selatan, Islam masuk melalui Kerajaan Banjar yang disiarkan oleh Dayyan, seorang khatib (ahli khotbah) dari Demak. Di Kalimantan Tengah, bukti kedatangan Islam ditemukan pada masjid Ki Gede di Kotawaringin yang bertuliskan angka tahun 1434 M.

Di Sulawesi, Islam masuk melalui raja dan masyarakat Gowa-Tallo. Hal masuknya Islam ke Sulawesi ini tercatat pada Lontara Bilang. Menurut catatan tersebut, raja pertama yang memeluk Islam ialah Kanjeng Matoaya, raja keempat dari Tallo yang memeluk Islam pada tahun 1603. Adapun penyiar agama Islam di daerah ini berasal antara lain dari Demak, Tuban, Gresik, Minangkabau, bahkan dari Campa. Di Maluku, Islam masuk melalui bagian utara, yakni Ternate, Tidore, Bacan, dan Jailolo. Diperkirakan Islam di daerah ini disiarkan oleh keempat ulama dari Irak, yaitu Syekh Amin, Syekh Mansyur, Syekh Umar, dan Syekh Yakub pada abad ke-8.

History of the Birth of Islam in Indonesia

Islam is one of the major religions in the world today . This religion was born and flourished in the Arab land . Its founder is Muhammad . This religion was born one of them as a reaction to the lack of human morals at that time . Humans at the time lived in a state of low morale and ignorance ( ignorance ) . They are no longer heed the teachings of the previous prophets . It causes people to be at the lowest point . Idolatry , murder , adultery , and other low action rampant .

Islam began to be broadcast around the year 612 in Mecca . Due to the spread of this new religion was challenged by the environment , then moved Muhammad ( hijra) to Medina in 622 . From this evolved throughout the Islamic world .

Muhammad founded his realm in Medina . His government based on Islamic government . Muhammad then tried to propagate Islam to expand its territory .

After Muhammad died in 632 , the process of propagating Islam followed by the caliph appointed Muhammad .

Until the year 750 , Islam has been covering the region of the Arabian Peninsula , Palestine , North Africa , Iraq , Syria , Persia , Egypt , Sicily , Spain , Asia Minor , Russia , Afghanistan , and the regions of Central Asia . At this time the ruling was the Umayyad capital of Damascus .

In 750 , the Umayyads were defeated by the Abbasids and then ruled until 1258 with its capital in Baghdad . At this time , there is much to expand the territory . The concentration is more on the development of science , culture , and civilization of Islam . Baghdad became the center of trade , culture and science .

After the reign of the Abbasids , Islamic power split . This split resulted in a lot of the breakaway region . As a result , the spread of Islam is done on an individual basis . This religion can evolve rapidly as Islam regulates human relationships and the Lord . Islam is distributed without force everyone to embrace him .

Login Process and Development of Islam in Indonesia

History records that the traders play an important role in the spread of Islamic religion and culture . Indonesia's strategic layout cause bandarbandar trade helped accelerate the spread . In addition , another way of contributing is through propaganda that made ​​the preachers .

a. The Role of Traders

As well as Hindu - Buddhist religion spread , the trader holds

important role in the spread of Islam , both merchants from outside Indonesia

and Indonesian traders .

The traders that come and trade in the trading centers in the coastal areas . Malacca is a transit center traders . In addition , the ports around Malacca as Perlak and Samudra Pasai also visited the traders .

They lived in these places for a long time , to await the arrival of monsoons. At this time of waiting , there was intermingling antarpedagang of various nations and between vendors and locals . Tempers activities introduce mutual customs , culture and even religion . Not only do the trade , even going on assimilation through marriage .

Among the traders , merchants are Arabic , Persian , and Gujarat which are predominantly Muslim . They introduce the religion and culture of Islam to other traders as well as to the local population . Thus , there began to be Indonesian population to Islam . Over time more and more adherents of Islam . Even then developed township of Muslim traders in the coastal areas .

Local residents who have converted to Islam later spread Islam to fellow traders , as well as to their relatives . Finally , Islam began to flourish in Indonesian society . In addition, the traders and voyagers also there are married to locals so was born the family and the children are Muslim .

It goes on for years and finally come up an Islamic community , which after a strong end to form an Islamic governance . From there was born in the Islamic sultanates of the archipelago .

b . Role - Bandar Bandar in Indonesia

Bandar is berths vessels or merchant ships transit . Airport is also the center of trade , even used as the residence of the businessman shipping . As an island nation located in the international trade route , Indonesia has a lot of airports . The ports have an important role and significance in the arrival of Islam to Indonesia .

In the ports of these Muslim traders introduced Islam to other traders or to the local population . Thus , an entrance port and the center of the spread of Islam in Indonesia . If we look at the geographical location of the cities of the central character of the Islamic empire in general lies in the coast - coast and estuaries .

During its development , the ports are generally grown into town and some have become the kingdom , such as Perlak , Samudra Pasai , Palembang , Jakarta , Sunda Kelapa , Cirebon , Demak , Jepara , Tuban , Gresik , Banjarmasin , Gowa , Ternate , and Tidore . Many airports leader who converted to Islam . As a result , many people were then converted to Islam .

The role of the ports as a hub of trade can be seen in his footsteps . The merchants in the city has its own township determined that placement with the approval of the city authorities , for example in Aceh, the Portuguese settlement , Benggalu Chinese , Gujarati , Arabic , and Pegu .

So also in Banten and market towns other kingdoms . From the above it can be concluded that the cities of the future growth and development of Islam have characteristics similar among others, located on the coast , there is no market , no mosque , no settlement , and there is where the ruler ( sultan ) .

c . Role of the Mayor and Scholars

One way the spread of Islam is a way mendakwah . In addition, as merchants , traders also act as a preacher of Islam . There is also the preachers who came along with his religious mission merchants . The spread of Islam through this propaganda goes the way of the scholars came to the people of propaganda object , using a socio-cultural approach . This pattern of acculturation shape wear , ie using local culture types were fed with the teachings of Islam in it . In addition , these scholars also established boarding schools as a means of Islamic education .

In Java , the spread of Islam made ​​by Walisongo ( 9 guardian ) . Trustee is the person who has reached a certain level in closer to Allah . The guardian is close to the palace . They are the people who give the endorsement of the legitimacy of a person's accession to the throne . They also are advisors sultan .

Since it is close to the palace , they were then given the title of Sunan or His Majesty ( upheld ) . The nine trustees are as follows .

( 1 ) Sunan Gresik ( Maulana Malik Ibrahim ) . This is the first guardian to come to Java in the 13th century and spread Islam around Gresik . Buried in Gresik , East Java .

( 2 ) Sunan Ampel ( Raden Rahmat ) . Islam broadcast on Ampel , Surabaya , East Java . He is the designer of the construction of the Mosque of Demak .

( 3 ) Sunan Degrees ( Syarifudin ) . Children of Sunan Ampel . Religious broadcast around Surabaya . A Sunan very socially minded .

( 4 ) Sunan Bonang ( Makdum Ibrahim ) . Children of Sunan Ampel . Islam broadcast in Tuban , Lasem , and Apex . Sunan very wise .

( 5 ) Sunan Kalidjaga ( Raden Mas Said / Said Jake ) . Pupils Sunan Bonang . Broadcast Islam in Central Java . A leader , poet , and philosopher . Religious broadcast by adapting to the local environment .

( 6 ) Sunan Giri ( Raden Paku ) . Islam broadcast outside Java , Madura ie , Bawean , Nusa Tenggara , and Maluku . Religious broadcast by the method of play.

( 7 ) Sunan Kudus ( Jafar Sodiq ) . Islam broadcast in Kudus, Central Java . An expert in the art of building . The result is the Holy Mosque and Minaret .

( 8 ) Sunan Muria ( Raden Umar Said ) . Islam broadcast on the slopes of Mount Muria , located between Jepara and Kudus , Central Java . Very close to the commoners .

( 9 ) Sunan Gunung Jati ( Syarif Hidayatullah ) . Islam in Banten broadcast , Sunda Kelapa , and Cirebon . A high-minded leader .

3 . When and from where Islam in Indonesia

History records that since the beginning of AD , traders from India and China already have trade relations with the Indonesian population . However , when exactly Islam is present in the archipelago ?

The entry of Islam into Indonesia rise to various theories . Although there are several opinions about the arrival of Islam in Indonesia , many historians tend to believe that the entry of Islam to Indonesia in the 7th century by the Tang Dynasty Chinese News . The news was noted that in the 7th century , there is a settlement of the Arab Muslim traders in the village of Baros , the west coast of North Sumatra .

13th century AD more points to the development of Islam along with the growth of Islamic kingdoms in Indonesia . This opinion is based on travel accounts of Marco Polo who testified that he had stopped in Perlak in 1292 and met with the people who have embraced Islam .

The evidence also reinforces this opinion is the discovery of the tomb tombstone of King Samudra Pasai , Sultan Malik al - Saleh were framed in 1297 .

If sorted from west to east , Islam first entered in Perlak , northern Sumatra . This involves the strategic location of Perlak , namely in the area of ​​the Strait of Malacca , international trade sea lanes from west to east . Next is the kingdom of Samudra Pasai .

In Java , Islam entered through the north coast of Java Island is marked by the discovery of the tomb of Fatimah bint Maimoon Hibatullah son who died in the year 475 Hijri or 1082 AD in the village of Leran , Manyar Subdistrict , Gresik . Judging from its name , is a descendant of Fatimah expected Hibatullah , one of the dynasty in Persia . In addition , in Gresik also found the tomb of Malik Ibrahim of Kashan ( a place in Persian ) who died in the year 822 H or 1419 AD bit inland , in Mojokerto also found hundreds of ancient Islamic tomb . The oldest tomb framed in 1374 AD It is estimated that these tombs is the tomb of the Majapahit royal family .

In Kalimantan , Pontianak Islam came through broadcast by the Arab nobles called Sultan Syarif Abdurrahman in the 18th century . Pawan River upstream , in Ketapang , West Kalimantan discovered an ancient Muslim cemetery . Figures of the oldest in the tombs was in 1340 Saka (1418 AD ) . Thus , Islam has existed before the 15th century and are thought to originate from the Majapahit Majapahit -style tomb because the shape and framed in ancient Java . In East Kalimantan , the Kutai kingdom Islam came through brought by two people of Minangkabau religious broadcaster named Tuan Tuan Haji and Haji Bandang Tunggangparangan . In South Kalimantan , the Islamic kingdom of Banjar entry through the broadcast by Dayyan , a khatib ( sermon expert ) of Demak . In Central Kalimantan , found evidence of the arrival of Islam in the mosque Ki Gede in Kotawaringin that reads numbers in 1434 AD

In Sulawesi , Islam came through the king and the people of Gowa - Tallo . It is the entry of Islam into Sulawesi recorded on Lontara Me . According to the records , the first king who converted to Islam is Kanjeng Matoaya , the fourth king of Tallo who embraced Islam in 1603 . The announcer of Islam in this region came among others from Demak , Tuban , Gresik , Minangkabau , even from Campa . In Maluku , Islam entered through the northern part , which is Ternate , Tidore , Bacan , and Jailolo . Islam in this region is estimated to be broadcast by the four scholars of Iraq , namely Sheikh Amin , Sheikh Mansour , Sheikh Omar , Sheikh and Jacob in the 8th century .

Posting Komentar untuk "sejarah islam dalam bahasa inggris"